PLT SMK NEGERI 1 SEMARANG BERIKAN ARAHAN “MENGANTISIPASI TAWURAN” MELALUI RADIO ONE VOICE
Bapak Sri Suwarno S.Pd,M.Pd merupakan plt kepala sekolah SMK Negeri 1 Semarang sekaligus ketua mpks kota semarang, menghadiri acara talkshow program BIRU (Bincang Guru) yang disiarkan oleh One Voice Only One Station, dengan tema “Mengantisipasi Tawuran” yang di adakan oleh para siswa siswi jurusan broadcast SMK Negeri 1 Semarang. Beliau bercerita pernah mengadakan bagaimana cara agar semarang tidak terjadi tawuran, yakni dengan cara bagi siswa yang mengikuti tawuran dapat mengundurkan diri dan seluruh sekolah yang ada di semarang tidak akan menerima siswa tersebut dan program tersebut berjalan sangat lancar juga aman. Setelah adanya pandemi, tawuran menjadi tidak ada, 2 tahun setelah pandemi mulai muncul perkelahian saat diadakan nya vaksin booster, dan 2 hari yang lalu melibatkan beberapa siswa sekolah.
Semua sekolah pasti nya mempunyai tata tertib yang berlaku di sekolah tersebut, maka dari itu seluruh siswa harus mematuhi seluruh tata tertib yang sudah di tegakkan. Agar terhindar harus ada penanganan, pihak sekolah harus mengkoordinasi kepada keluarga juga masyarakat. Sekolah harus menengakkan seperti melakukan sosialisasi , ketika siswa melanggar maka siswa akan dikenakan sp1 jika mengulangi maka siswa dikenakan sp2 hingga sp3, jika sudah sampai sp3 maka orang tua siswa di panggil ke sekolahan. Beliau bertutur kebanyakan siswa yang suka tawuran disebabkan karena tidak bisa menghargai perbedaan, dan kurang beradaptasi terhadap lingkungannya. Maka dari itu, orang tua bertugas memperhatikan anaknya bergaul dengan siapa.
Ternyata tawuran tidak hanya spontan dilakukan tetapi sudah di rencanakan oleh tim. Biasa nya orang yang mengikuti tawuran tidak pernah membawa identitas diri, maka pasti orang tersebut memakai identitas palsu dari orang lain. Cara mengantisipasi terjadinya tawuran yakni ada beberapa cara :
Pihak sekolah, keluarga, dan masyarakat harus saling mendukung, juga berkerja sama untuk sering memperhatikan siswa, agar bisa meminimalisir tawuran.
Perlu komunikasi antar sekolah, keluarga, dan masyrakat.
Menerapkan peraturan tentang tawuran dengan memberikan hukuman atau sanksi kepada siswa yang terlibat
Memberikan penyuluhan/ ajaran di setiap kelas oleh BK (Bimbingan Konseling)
Dampak dari tawuran ini berupa fisik atau materi, yang terlibat dalam aksi tawuran ini pasti mereka merasa rugi dan dari dampak sosial nya orang-orang jadi takut. Harapan Bapak Sri Suwarno S.Pd, M.Pd sekolah membentuk banyak kegiatan seperti extra kurikuler dan orang tua harus lebih memperhatikankan anak nya. Kegiatan yg tidak bagus ini merugikan semuanya dan semua negatif. “Mari cegah dan kolaborasi sekolah antar kepala sekolah lain dengan pihak lain (masyarakat, keluarga). “Tutup Pak Warno”